Rabu, 20 Desember 2017

Wanita asal Wales yang memiliki rahang cetak 3D pertama di dunia.

Artikel kali ini membahas penggunaan teknik cetak 3D dalam bidang kesehatan.  

Seorang wanita bernama Debbie Hawkins dari Swansea di Wales menjadi orang pertama di dunia yang memiliki rahang cetak 3D.
Wanita ini pernah memiliki tumor di tulang rahang bagian bawah yang tumbuh begitu cepat, hingga hampir menghancurkan tulang rahangnya. Setelah melalui proses konsultasi yang panjang dengan rumah sakit Morriston Swansea, disimpulkan bahwa teknik konvensional tidak mampu menghilangkan tumor itu. Sebuah pendekatan yang lebih inovatif dibutuhkan.
Dengan segala sumber daya yang mampu mereka kumpulkan, tim bedah dari rumah sakit tersebut mengembangkan sebuah metode yang kreatif untuk merekonstruksi rahang melalui teknologi cetak 3D.
Dengan menggunakan teknologi pemindai 3D untuk merencanakan operasi dalam detil yang presisi, para dokter di tim tersebut mulai bekerja membentuk ulang rahang dari Debbie melalui sebuah kombinasi dari cangkokan tulang secara tradisional dan kepingan titanium yang dicetak 3D, disesuaikan dengan anatomi rahang Debbie.

“Ketika mereka mengatakan tentang prosedur apa yang dipakai, saya takut awalnya,” kata Debbie.”Saya sungguh tidak tahu apa yang saya harapkan. Tetapi apa yang telah mereka lakukan dan rehabilitasi yang saya terima, sungguh luar biasa.”
Setelah dua minggu di rumah sakit pasca operasi, Debbie Hawkins pulang ke rumah. Dia dapat kembali bekerja dalam waktu tiga bulan.
Sebagai metode operasi yang pertama kali dilakukan, teknik dari rumah sakit Morriston ini adalah sebuah perbaikan yang sangat besar terhadap metode tradisional yang sudah ada, yang mana termasuk pada proses pengambilan beberapa centimeter tulang betis dari kaki seorang pasien untuk mengganti bagian dari rahang. Meskipun telah digunakan secara luas, metode tradisional dapat mengandung bentuk dari garis rahang pasien, namun menghasilkan rahang yang kurang layak untuk digunakan dalam proses pencangkokan (dental implan).
Teknik dari rumah sakit Morriston, di sisi yang lain, menggunakan hasil gambar CT dari Debbi, untuk merancang pelat cetak 3D titanium yang mirip secara anatomi dengan presisi untuk menahan tulang betis tetap pada tempatnya, menjaga bentuk estetika alami dari garis rahang. Panduan pemotongan (cutting guide) yang dibuat tim itu untuk memastikan bahwa tulang yang diambil dari tulang betis sesuai/pas dengan bagian rahang yang dibuang.
Menurut Peter Llewelyn Evans, manajer Maxillofacial Laboratory Services dari rumah sakit Morriston Hospital, “Pencangkokan titanium tersebut pas atau cocok dengan rahang dari pasien yang mana dokter bedah tidak harus melakukan penyesuaian yang lain lagi. ”

Teknik ini terbukti sangat efektif sehingga tim dari rumah sakit ini telah mengadopsinya dan memasukkannya pada daftar penanganan (roster of treatments). Konsultan bedah yang menangani kasus Debbie Madhav Kittur mencatat bahwa lima prosedur telah dilakukan pada proses pembedahan tersebut, dengan prosedur keenam saat ini dalam tahap perencanaan.
“Proses ini telah menghilangkan ketidakpastian,”tambah Kittur.”Kita tahu secara pasti apa yang akan terjadi sebelum kita masuk ke dalam ruang operasi karena semua sudah dirangcang dengan komputer.”
Efisiensi adalah salah satu dari sekian banyak keuntungan dengan prosedur baru ini: yang mana teknik operasi tradisional akan membutuhkan waktu antara 8-10 jam, namun dengan teknik baru ini dapat menghemat waktu hingga dua jam. “Ini merupakan sebuah kemajuan besar,” kata Kittur.”Selain itu juga lebih baik secara estetika, pasien mendapatkan pembiusan dalam waktu yang lebih sedikit serta proses pemulihan yang lebih baik.”
Debbie setuju. ”Terkadang saya punya sedikit masalah ketika berbicara, karena saya harus memastikan pergerakan dari rahang,” tambah Debbie. “Tetapi, saya merasa lebih baik. Di satu masa, saya kurang nyaman dengan hal itu, tetapi saya semakin lebih baik sepanjang waktu itu.”

Sumber :http://www.3ders.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar