Rabu, 04 April 2018

Anak Jenius 5 Tahun Membuat Tangan Palsu dengan Teknologi Cetak 3D

Tuhan adil dan luar biasa. Itulah salah satu kalimat simpulan ketika melihat anak berusia 5 tahun yang mengalami cacat fisik yang mana jari-jari tangan dan kakinya menyatu, tetapi mampu menciptakan sesuatu yang dapat membantu anak-anak lain yang mengalami nasib yang sama dengannya. Seperti yang dilansir dari www.3ders.org. Seorang anak dan ibunya bekerjasama untuk membuat tangan palsu dengan teknologi cetak 3D. Berikut laporannya.

Kami melaporkan lebih dari setahun yang lalu tentang kisah nyata seorang anak jenius dalam bidang cetak 3 yang bernama Cameron Haight asal North Carolina. Anak laki-laki berusia empat tahun itu mengalami kondisi yang dikenal dengan sindroma Amniotic Band, yaitu kondisi yang mana beberapa jari di tangan kanannya menyatu. Dia bisa mendapatkan kembali ketangkasan dengan bantuan tangan palsu buatan hasil cetak 3D yang khusus, dan segera dia bisa membantu membuat tangan buatan cetak 3D yang sama untuk anak-anak cacat lainnya. Kini, usianya lima tahun, Cameron telah membuat 44 tangan buatan untuk anak-anak di Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang.

Terakhir kali kami mendengar kabar darinya, Cameron telah membantu untuk membuat sembilan tangan palsu dengan cetak 3D, jadi dia sangat sibuk sejak akhir tahun 2016. Sebagi pencapaian yang mengesankan dan menginspirasi, jelas bahwa Cameron tidak bisa bekerja sendiri. Dia mendapat bantuan dari ibunya, Sarah, 32 tahun, serta dari organisasi nirlaba e-NABLE, yang pada awalnya menyediakan tangan palsu bagi Cameron, sekarang sangat bangga akan Cameron.
 
Saat itu ketika terdapat beberapa bagian yang tangan palsu yang diberikan e-NABLE pada Cameron-yang memiliki corak seperti pada film Finding Nemo-rusak  maka Cameron dan Sarah memutuskan untuk bereksperimen dengan teknologi cetak 3D. Dimulai dari pembuatan suku cadang tangan palsu, mereka akhirnya mulai mencetak tangan secara utuh, merakit dan mengirimkan tangan-tangan palsu itu untuk membantu orang lain memiliki kondisi yang sama seperti Cameron alami saat ini.

“Dulunya, ketika kita pergi keluar  atau berada di sekitar orang baru, dia akan menutupi tangannya, tidak peduli sebesar apa upaya kita mendorongnya untuk mencintai tangannya, dan dia merasa malu dengan tangannya jika kita memintanya untuk menunjukkan pada seseorang atau seseorang yang penasaran tentang hal itu ,“ kata Sarah. “Memiliki tangan cetak 3D telah membuang semua stigma dari perbedaan pada anggota tubuhnya dan memberinya hal positif. Sekarang dia sangat suka memamerkan perbedaan dari tubuhnya itu.

Tim ibu-anak ini untuk sekarang memiliki enam anak lagi dan satu orang dewasa dalam daftar tunggu mereka, dan sedang bolak-balik mengirim ukuran dan desain dengan mereka agar tim ini dapat melanjutkan pekerjaan perubahan hidup tersebut. Mereka baru saja membentuk organisasi nirlaba mereka sendiri untuk mengumpulkan dana guna membuat proyek mereka lebih besar lagi.

Menjadi seorang pengguna tangan palsu  telah memberikan kemampuan desain yang luar biasa kepada Cameron, karena ia secara intuitif mengetahui fungsi apa yang dibutuhkan dan apa yang paling sesuai. Menurut Sarah, “Saya bisa duduk berjam-jam mencoba mengemukakan ide dan tidak mendapat apa-apa, tapi ketika saya bertanya pada Cam, dia bisa segera mengemukakan ide-idenya – saya kira di situlah dia memiliki keunggulan dibanding  saya. Dia hidup dengan anggota tubuh yang berbeda dan menggunakan tangan itu hampir setiap hari, jadi dia tahu hal apa yang bisa membantu … Dia menyalakan printer, menemukan file, ukuran, skala dan mencetaknya, lalu kami merakitnya – sangat menyenangkan untuk melihat dia beraksi.
 
Cameron terus memperbaiki tangan palsu cetak 3D buatannya sendiri, dan karya terbarunya dikenal sebagai Invention Tool 5000. Ini memungkinkan dia memegang pensil dan menulis dengan lebih mudah, serta melakukan berbagai macam tugas lainnya, dan ini sekali lagi merupakan hasil kecerdikan desainnya. “ Cameron menghabiskan waktu sampai 40 menit untuk menggambar dan kemudian kami mengutak-atiknyav selama beberapa hari, lalu harus memasukkannya ke dalam perangkat lunak perancangan, semuanya memerlukan waktu seminggu untuk merancang dan menciptakannya “, kata Sarah.  “Ini bisa digunakan untuk memegang ponsel, untuk memasang botol air ke lengan, memegang gunting, spatula dan banyak lagi, sama baiknya seperti memegang sebuah pistol nerf.”

Sejak kelahirannya pada tahun 2012, ahli bedah telah melakukan sejumlah operasi di Cameron untuk memisahkan jemarinya yang menyatu, namun dengan keberhasilan yang terbatas. Dengan bantuan teknologi cetak 3D, situasi yang tidak menguntungkan ini juga ternyata menjadi kesempatan baginya untuk mempelajari keterampilan baru yang berguna, untuk menciptakan identitas uniknya sendiri, dan untuk membantu orang lain yang menderita kondisi serupa. Menurut Sarah, “mengetahui anak laki-laki saya sekarang membuat tangan yang mengubah kehidupan orang lain, sama seperti tangannya telah mengubah hidupnya, adalah hal yang luar biasa untuk dipisahkan.”

sumber: www.3ders.org