Tuhan
adil dan luar biasa. Itulah salah satu kalimat simpulan ketika melihat
anak berusia 5 tahun yang mengalami cacat fisik yang mana jari-jari
tangan dan kakinya menyatu, tetapi mampu menciptakan sesuatu yang dapat
membantu anak-anak lain yang mengalami nasib yang sama dengannya.
Seperti yang dilansir dari www.3ders.org. Seorang anak dan ibunya
bekerjasama untuk membuat tangan palsu dengan teknologi cetak 3D.
Berikut laporannya.
Kami
melaporkan lebih dari setahun yang lalu tentang kisah nyata seorang
anak jenius dalam bidang cetak 3 yang bernama Cameron Haight asal North
Carolina. Anak laki-laki berusia empat tahun itu mengalami kondisi yang
dikenal dengan sindroma Amniotic Band, yaitu kondisi yang mana beberapa
jari di tangan kanannya menyatu. Dia bisa mendapatkan kembali
ketangkasan dengan bantuan tangan palsu buatan hasil cetak 3D yang
khusus, dan segera dia bisa membantu membuat tangan buatan cetak 3D yang
sama untuk anak-anak cacat lainnya. Kini, usianya lima tahun, Cameron
telah membuat 44 tangan buatan untuk anak-anak di Amerika Serikat,
Kanada, dan Jepang.
Terakhir
kali kami mendengar kabar darinya, Cameron telah membantu untuk membuat
sembilan tangan palsu dengan cetak 3D, jadi dia sangat sibuk sejak
akhir tahun 2016. Sebagi pencapaian yang mengesankan dan menginspirasi,
jelas bahwa Cameron tidak bisa bekerja sendiri. Dia mendapat bantuan
dari ibunya, Sarah, 32 tahun, serta dari organisasi nirlaba e-NABLE,
yang pada awalnya menyediakan tangan palsu bagi Cameron, sekarang sangat
bangga akan Cameron.
Saat itu ketika terdapat beberapa bagian yang tangan palsu yang
diberikan e-NABLE pada Cameron-yang memiliki corak seperti pada film
Finding Nemo-rusak maka Cameron dan Sarah memutuskan untuk
bereksperimen dengan teknologi cetak 3D. Dimulai dari pembuatan suku
cadang tangan palsu, mereka akhirnya mulai mencetak tangan secara utuh,
merakit dan mengirimkan tangan-tangan palsu itu untuk membantu orang
lain memiliki kondisi yang sama seperti Cameron alami saat ini.
“Dulunya, ketika kita pergi keluar atau berada di sekitar orang baru,
dia akan menutupi tangannya, tidak peduli sebesar apa upaya kita
mendorongnya untuk mencintai tangannya, dan dia merasa malu dengan
tangannya jika kita memintanya untuk menunjukkan pada seseorang atau
seseorang yang penasaran tentang hal itu ,“ kata Sarah. “Memiliki tangan
cetak 3D telah membuang semua stigma dari perbedaan pada anggota
tubuhnya dan memberinya hal positif. Sekarang dia sangat suka memamerkan
perbedaan dari tubuhnya itu.
Tim
ibu-anak ini untuk sekarang memiliki enam anak lagi dan satu orang
dewasa dalam daftar tunggu mereka, dan sedang bolak-balik mengirim
ukuran dan desain dengan mereka agar tim ini dapat melanjutkan pekerjaan
perubahan hidup tersebut. Mereka baru saja membentuk organisasi nirlaba
mereka sendiri untuk mengumpulkan dana guna membuat proyek mereka lebih
besar lagi.
Menjadi
seorang pengguna tangan palsu telah memberikan kemampuan desain yang
luar biasa kepada Cameron, karena ia secara intuitif mengetahui fungsi
apa yang dibutuhkan dan apa yang paling sesuai. Menurut Sarah, “Saya
bisa duduk berjam-jam mencoba mengemukakan ide dan tidak mendapat
apa-apa, tapi ketika saya bertanya pada Cam, dia bisa segera
mengemukakan ide-idenya – saya kira di situlah dia memiliki keunggulan
dibanding saya. Dia hidup dengan anggota tubuh yang berbeda dan
menggunakan tangan itu hampir setiap hari, jadi dia tahu hal apa yang
bisa membantu … Dia menyalakan printer, menemukan file, ukuran, skala
dan mencetaknya, lalu kami merakitnya – sangat menyenangkan untuk
melihat dia beraksi.
Cameron
terus memperbaiki tangan palsu cetak 3D buatannya sendiri, dan karya
terbarunya dikenal sebagai Invention Tool 5000. Ini memungkinkan dia
memegang pensil dan menulis dengan lebih mudah, serta melakukan berbagai
macam tugas lainnya, dan ini sekali lagi merupakan hasil kecerdikan
desainnya. “ Cameron menghabiskan waktu sampai 40 menit untuk menggambar
dan kemudian kami mengutak-atiknyav selama beberapa hari, lalu harus
memasukkannya ke dalam perangkat lunak perancangan, semuanya memerlukan
waktu seminggu untuk merancang dan menciptakannya “, kata Sarah. “Ini
bisa digunakan untuk memegang ponsel, untuk memasang botol air ke
lengan, memegang gunting, spatula dan banyak lagi, sama baiknya seperti
memegang sebuah pistol nerf.”
Sejak
kelahirannya pada tahun 2012, ahli bedah telah melakukan sejumlah
operasi di Cameron untuk memisahkan jemarinya yang menyatu, namun dengan
keberhasilan yang terbatas. Dengan bantuan teknologi cetak 3D, situasi
yang tidak menguntungkan ini juga ternyata menjadi kesempatan baginya
untuk mempelajari keterampilan baru yang berguna, untuk menciptakan
identitas uniknya sendiri, dan untuk membantu orang lain yang menderita
kondisi serupa. Menurut Sarah, “mengetahui anak laki-laki saya sekarang
membuat tangan yang mengubah kehidupan orang lain, sama seperti
tangannya telah mengubah hidupnya, adalah hal yang luar biasa untuk
dipisahkan.”
sumber: www.3ders.org